Buol, Tabenews.com – Menindaklanjuti kegiatan percepatan penurunan stunting 2023, Satgas Stunting perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah Tenny AC Serinton mengadakan Forum Koordinasi Percepatan Penanganan Stunting pada Senin (8/5/2023) bertempat di ruangan rapat kantor Dinas Kesehatan lantai II dan dihadiri oleh instansi terkait dan perangkat daerah terkait, termaksud Kominfo Buol yang pada kesempatan dihadiri Kepala Dinas Kominfo Suondo D. Sanua.
Angka stunting di kabupaten buol dalam dua tahun terakahir mengalami kenaikan yang signifikan dari 12 provinsi satu kota di Sulawesi Tengah, Buol menempati urutan teratas melebihi 30 persen setelah kabupaten sigi, hal ini di sebabkan karena perhatian Pemerinta kabupaten (pemkab) buol bersama jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) mengalami kebuntuan alias kurang efektif dalam menangani masalah tersebut, minimnya anggaran sosialisasi dan kegiatan kepada masyarakat utamanya yang berdomisili di pedesaan tidak terjangkau secara keseluruhan.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulteng Tenny AC Serinton menegaskan percepatan penurunan stunting memerlukan intervensi yang konvergen meliputi intervensi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung.
Dijelaskan, penurunan stunting menitik beratkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi, lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak, akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan, serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi.
Dalam kesempatan ini, pihaknya berkomitmen tidak akan pernah surut untuk mengajak partisipasi masyarakat untuk senantiasa bekerja keras dan tuntas dalam mengawal percepatan penurunan stunting. Kata Tenny
”saya dari provinsi sulteng akan menata kembali kelemahan kita dalam menangani stunting di buol” ungkap Tenny AC Serinton bagian BKKBN Provinsi Sulteng kepada sejumlah wartawan usai kegiatan Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Stunting di Dinas Kesehatan.
Ia menyebutkan naiknya kasus stunting di kabupaten buol di karenakan faktor minimnya anggaran dari pemerintah, juga di sebabkan pola hidup masyarakat itu tidak teratur seperti tingginya angka kehamilan dan anak yang sulit di laksanakan serta pernikahan yang belum layak jalani rumah tangga, pola hidup sehat dan makan tidak teratur serta usapan gizi pada anak yang kurang karena faktor ekonomi yang lemah dan kebiasaan hidup masyarakat lainnya yang sulit hilang. “Tahun ini kita akan berupaya semaksimal mungkin agar stunting di buol bisa turun” ujar Tenny.
Disisi lain Ketua Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Buol yang di wakili Kadis Inspektorat Wahida, SE mengatakan prevalensi stunting di Buol masih menjadi masalah terutama pada disparitas di tingkat desa, sehingga penanganannya lebih fokus melalui pendekatan keluarga dengan menyasar remaja, calon pengantin, ibu hamil dan menyusui termasuk balita.
Beliau juga menambahkan melalui forum ini diharapkan mendapat solusi terhadap permasalahan dan tantangan yang dihadapi, menentukan target waktu, serta rencana tindak lanjutnya, sehingga dapat menumbuhkan harapan dan keyakinan bahwa Buol mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas serta berdaya saing.
Semantara itu Camat Bokat Moh Iksan Mangge Memaparkan ada Tiga desa Duamayo,Poongan dan Tang perlu perhatian serius oleh pemerintah kabupaten (pemkab) terutama Dinas Tehnis yang menangani kasus ini sebab beberapa faktor penyebabnya masih adanya angka kemiskinan, pola hidup yang tidak teratur dan sumber daya masyarakat yang belum paham terkait masalah tersebut sehingga di butuhkan perhatian Pemkab buol dan OPD dalam menurunkan angka stunting di 3 desa itu yang berkisar 20-25 persen.
“Kalau pemerintah serius menangani masalah ini kami yakin angka stunting akan turun signifikan. “demikian Camat Bokat Iksan Mangge.
Redaksi