TOLI-TOLI, SULAWESI TENGAH — Suasana penuh warna dan semangat anak-anak mewarnai halaman kegiatan Ekspresi Anak Kabupaten Tolitoli yang digelar pada Sabtu (11/10/2025). Acara ini menjadi momentum istimewa bagi ratusan anak dari berbagai sekolah dan komunitas di Tolitoli untuk menampilkan kreativitas mereka dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional tahun 2025.
Wakil Bupati Tolitoli, Moh. Besar Bantilan, hadir langsung dan membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Tolitoli berkomitmen penuh untuk memastikan setiap anak mendapatkan hak-haknya—termasuk hak untuk bermain, belajar, dan tumbuh dalam lingkungan yang aman serta bebas dari kekerasan.
“Pemerintah daerah terus berupaya menjadikan Tolitoli sebagai Kabupaten Layak Anak. Kami juga memperkuat forum anak daerah sebagai ruang ekspresi, serta memperluas program perlindungan bagi anak dan perempuan di seluruh wilayah,” ujar Wakil Bupati disambut tepuk tangan peserta.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Tolitoli ini tak sekadar seremonial. Beragam pentas seni, lomba kreativitas, dan sesi edukasi digelar dengan tema besar: “Anak Terlindungi, Indonesia Maju.” Anak-anak tampil percaya diri di atas panggung, menampilkan tarian daerah, pembacaan puisi, hingga musik tradisional yang menghidupkan suasana kebersamaan.
Menurut Kepala DP3A Tolitoli, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran keluarga, sekolah, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan ramah anak. “Kami ingin anak-anak merasa aman dan bahagia tumbuh di Tolitoli. Itu investasi sosial jangka panjang bagi daerah ini,” katanya.
Masyarakat dan orang tua yang hadir terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara. Sejumlah stan edukasi juga tersedia, menampilkan informasi tentang gizi anak, perlindungan dari kekerasan digital, hingga layanan konseling bagi keluarga.
Kegiatan ini menegaskan komitmen Tolitoli untuk terus bergerak menuju masa depan yang lebih inklusif bagi anak-anaknya—sebuah langkah kecil namun berarti dalam mewujudkan generasi penerus yang berdaya, berkarakter, dan bahagia di tanah kaili yang damai
