Dulu ada seorang rakyat jelata yang punya semangat melestarikan hutan yang tandus. Akibat eksploitasi alam yang berlebihan menyebabkan lingkungan di daerahnya menjadi tandus dan akhirnya menimbulkan dampak ekologi yang serius seperti terjadinya bencana alam Banjir Bandang, Longsor dan makin langkahnya sumber air bersih karena ketika hutan gundul, maka sumber daya air juga makin langkah.
Ketika seorang rakyat kecil dan miskin punya ide yang cerdas menanami lahan gundul tersebut, ironisnya banyak yang mencibir dan menertawainya.
Bahkan mereka juga menganggapnya telah mengerjakan perkerjaan yang tidak masuk di akal manusia dan dianggapnya sebagai orang gila.
Namun, setelah menanam berbagai jenis tanaman hutan di lahan yang sangat luas dengan upaya swadaya dan swadana akhirnya lahan tandus tersebut menjadi hijau kembali dan masyarakat yang dulu pernah menganggapnya gila ikut, akhirnya mengapresiasinya.
Upaya pelastraian lingkungan hidup sebaiknya diinisiasi oleh kalangan elit seperti pemimpin atau leader. Karena pemimpin memiliki kapasitas dan punya pengaruh yang kuat sebagai influencer yang memiliki pengikut atau followers yang sangat banyak.
Pemimpin bisa menginspirasi dan mempengaruhi masyarakat untuk ikut melestarikan lingkungan hidup di daerahnya.
Raja Tolitoli Dr. (HC) H. Moh. Saleh Bantilan, SH., MH. yang juga mantan Bupati Tolitoli dua priode adalah salah satu sosok figur pemimpin yang punya visi dan semangat melestarikan lingkungan termasuk upaya pelestarian hewan-hewan langkah yang ternancam punah akibat aktivitas manusia.
Raja H. Moh Saleh Bantilan merupakan Raja Ke IX Kerajaan Tolitoli yang diberi Gelar Gaukan Haji Mohammad Saleh Batilan.
Tolitoli merupakan salah satu wilayah kabupaten di Sulawesi Tengah yang letaknya sangat strategis karena merupakan salah satu wilayah Kabupaten di Kawasan Timur Indonesia memiliki wilayahnya lautan yang berbatasan langsung dengan tiga negara tetangga di wilayah Utara yaitu Malaysia Timur, Filpinan Selatan dan Laut Cina Selatan.
Potensi kelautan dan perikanan di wilayah ini sangat baik. Ada banyak jenis biota laut yang punya nilai ekonomi tinggi terdapat di wilayah ini. Namun, sayangnya ancaman kepunahan biota laut dan terumbuh karang atau rumah tempat tinggal biota laut tersebut juga potensinya cukup besar.
IDE CERDAS DAN BIJAK UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN SPESIS LANGKAH
Beberapa waktu yang lalu Gaukan H. MOH. saleh Bantilan terlihat bersama seorang pengusaha ternama di Kota Cengkeh Tolitoli, Labolong. Mereka melepas kembali sejumlah penyu hijau yang langkah, kembali ke habitatnya.
Belum lama ini juga sempat viral di Media sosial yang bisa disaksikan liwat video channel youtube dan akun TikTok milik seorang akademisi dan pegiat Media Sosial dan Literasi. Terlihat Gaukan H. Saleh Bantilan di Resort Pusat wisata Religi Taragusung milik beliau yang berada di pesisir pantai di daerah Tolitoli Utara.
Beliau bersama Wakil Bupati Besar Bantilan yang kebetulan juga putra beliau melepas sejumlah indukan Udang Ronggeng kembali ke laut lepas agar tumbuh dan berkembang biak. Udang langkah tersebut dibiarkan kembali hidup bebas dihabitanya agar bisa berkembang biak. Komoditas dari perikanan laut ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Di lain waktu Gaukan H. Saleh Bantilan juga terlihat membeli seekor burung langkah yang hampir terancam punah dari masyarakat penangkap dan pemburu burung liar di Siapo Tolitolo. Kemudian beliau melepas kembali ke alam bebas dan berharap burung malang tersebut akan kembali ke habitatnya tumbuh dan berkembang biak.
Perilaku positif melestarikan lingkungan dan hewan langkah (endangered species) dianggap tidak asing lagi bagi masyarakat di negara negara maju dan makmur.
Belum lama ini sempat viral ketika seorang turis asing yang kaya berkunjung ke Bali. Dan waktu lagi di jalan si turis tersebut melihat ada burung langkah di jual di pinggir jalan. Si Turis lalu berhenti dan membeli burung-burung tersebut kemudian dilepasnya kembali ke alam bebas kembali ke habitatnya.
Mungkin karena Gaukan H. Saleh Bantilan punya banyak pengalaman telah berkunjung ke banyak negara-negara maju sehingga beliau juga terinspirasi bagaimana perilaku positif masyarakat di negara negara melestarikan lingkungan alam dan melestarikan hewan hewan langkah.
KETERANCAMAN TERUMBUH KARANG DAN SOLUSI ALTERNATIFNYA
Indonesia memiliki luas laut mencapai 5,8 juta kilometer persegi. Terumbu karang menjadi potensi sumber kemaritiman atau sumber daya laut Indonesia.
Luas terumbu karang Indonesia capai 284,3000 kilometer persegi. Jumlah tersebut setara dengan 18% terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Dan dengan kondisi suhu perairan laut antara 21-29 derajat celcius sehingga terumbu karang bisa tumbuh dengan baik.
Terumbu karang bisa menjadi sumber daya perikanan yang tinggi. Terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat tinggal bagi jenis ikan-ikan karang bernilai ekonomi tinggi.
Nelayan kerap menangkap ikan di kawasan terumbu karang. Secara lestari, jumlah panen ikan, kepiting, dan kerang dari terumbu karang bisa mencapai 9 juta ton. Dan berjumlah 12% dari jumlah tangkapan perikanan dunia.
Aktivitas manusia melakukan eksploitasi sumber daya alam menyebabkan kerusakan lingkungan termasuk terumbuh karang. Macam akativitas penyebab rusaknya terumbuh karang antara lain penambangan, penangkapan ikan secara llegal, pencemaran limbah industri, serta penggunaan Jangkar dan sianida. Juga ada berbagai faktor ditengarai sebagai menyebakan turunnya kualitas terumbu karang, seperti pencemaran, pengeboman, pemakaian sianida, dan perubahan iklim, termasuk pemanasan global.
Jika terumbuh karang hilang bisa menyebabkan mata rantai makanan akan terganggu. Dan jika terumbu karang musnah, menyebabkan seperti ikan akan hidup di air keruh atau akan mengungsi wilayah perairan lain jadi mirip manusi ketika terjadi bencana alam atau kebakaran yang menyebabakan pemukiman atau rumah masyarakat rusak maka mereka akan mengungsi. Dan jika terjadi kerusakan terumbuh karang, maka lama-kelamaan akan menyebabkan biota laut yang tinggal di wilayah tersebut mati, atau berpotensi punah.
Salah satu upaya Alternatif mengembangbiakan biota laut yang telah kehilangan rumahnya akibat terumbuh karang telah rusak dan terancam punah sehingga menimbulkan inspirasi seorang pemimpin di Tolitoli untuk turun tangan langsung ikut melestarikan lingkung alam di daerah tercintanya.
Upaya pelestarian lingkungan alam yang disponsori oleh kalangan pemimpin atau masyarakat elit dianggap punya pengaruh yang cukup signifikan dan efektif.
Perilaku pemimpin yang lingkungan dan punya semangat melestarikan alam harus diapresiasi. Ingat jika kita mencintai dan menjaga alam ini, alam juga akan melindungan dan menjaga mahluk yang ada di dalamnya. Namun, sebaliknya jika kita ikut merusak alam, maka alam juga akan murka.
Mochtar Tama Marhum