Pertandingan hidup-mati antara Inada Putra Diule FC dan Aung FC di Stadion Lakita, Desa Sandana, Kecamatan Galang, Minggu malam (28/9), berakhir tanpa pemenang. Namun, hasil imbang 0-0 sudah cukup untuk membawa Aung FC melangkah ke babak 16 besar, sementara Inada Putra harus tersisih dari turnamen.
Sejak menit awal, kedua tim memperlihatkan determinasi tinggi. Inada Putra yang membutuhkan kemenangan tampil menekan, sementara Aung FC mengimbangi dengan serangan balik cepat. Atmosfer pertandingan kian memanas dengan sorakan ribuan penonton yang memenuhi pinggir lapangan.
Babak pertama berjalan sengit. Peluit tanda berakhirnya 45 menit pertama dibunyikan wasit Bahtiar dengan skor kacamata. Tak satu pun peluang emas mampu dikonversi menjadi gol, meski beberapa kali bola nyaris menggetarkan jala masing-masing tim.
Selepas turun minum, tensi permainan tidak menurun. Kedua kubu kembali terlibat jual beli serangan. Inada Putra terus berusaha mencari celah, namun rapatnya barisan pertahanan Aung FC membuat frustrasi para penyerang mereka.
Saat peluit panjang ditiup, papan skor tetap menunjukkan 0-0. Para pemain Aung FC bersorak, sadar hasil imbang itu sudah cukup untuk memastikan tempat di babak 16 besar. Sebaliknya, pemain Inada Putra terkulai lesu, menyadari perjuangan mereka harus terhenti di fase ini.
Bagi Aung FC, kelolosan ini menjadi momentum berharga untuk menatap babak berikutnya. Namun bagi Inada Putra Diule FC, hasil malam itu akan dikenang sebagai kesempatan yang terbuang—sebuah pertandingan di mana mereka menguasai jalannya laga, tetapi gagal menuntaskannya dengan gol.
