Baolan, TABEnews.com.–
DPRD Tolitoli menyoroti sistem resi gudang yang tidak bisa bantu petani.
Demikian point yang bisa dipetik dari RDP antara komisi gabungan di DPRD Tolitoli dengan instansi dan perbankan, Senin (13/3/2023).
Rapat dengar pendapat (RDP) yang dipimpin Jumsar di utama sidang DPRD itu, berjalan sebagaimana mestinya.
Meski tampak, kekakuan karena memang sistem resi gudang (SRG) di Tolitoli dapat dikatakan tidak dapat bantu petani dari jebakan ijo atau pebisnis mirip tengkulak.
Kenapa tidak bisa bantu petani, karena kehadiran SRG hanya beberapa bulan eksis lantas diam dan baru akan dibangkitkan lagi, kata Mubarak.
Dijelaskan, kehadiran SRG seyoganya membantu petani, apakah petani sawah, atau lainnya dari jebakan kebutuhan mereka.
Sementara kehadiran SRG yang dikawal Berbagai peraturan dan perbankan, tampak mandek setelah diresmikan beberapa tahun lalu.
Muh Mubarak dari komisi B kepada media mengaku, DPRD sepakat agar SRG benar benar membantu petani.
Mubarak mengaku, saat ini semua pihak terkait termasuk perbankan sudah hadir dalam RDP. Ya kita tunggu realisasi pihak pengelolaan srg yang dalam pengurusan, katanya.
Sementata Edy Suhasmoro menyoroti, kebiasaan petani sawah di Tolitoli yang terbiasa hanya jual beras. “Mereka (petani) kita di sini belum biasa jual gabah, ” papar Edy.
Sementara regulasi SRG yang begitu apik tersusun tidak bisa jalan karena eksinya tengkulak yang oleh petani dirasakan menjadi penolong mereka.
Peliput: hary
