Malulu, Tolitoli — Lapangan Hijau Lamalulu di Desa Malulu, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli, kembali bergairah setelah sekian lama vakum dari hiruk pikuk olahraga. Turnamen Piala Bupati Cup 2025 resmi digelar, menghadirkan euforia besar di kalangan masyarakat. Kompetisi ini menjadi simbol kebangkitan semangat olahraga di desa pesisir tersebut — tempat di mana sepak bola bukan sekadar permainan, melainkan bagian dari denyut kehidupan sosial.
Sebanyak 27 klub dari berbagai kecamatan di Kabupaten Tolitoli ambil bagian dalam turnamen bergengsi ini. Setiap pool terdiri dari tiga tim, menandakan sistem kompetisi yang padat dan kompetitif. Menariknya, enam pemain transfer dari luar daerah turut memperkuat sejumlah tim, menambah warna dan daya tarik tersendiri bagi penonton lokal yang haus akan aksi sepak bola berkualitas.
Salah satu tim yang mencuri perhatian adalah Harimau Ogoamas dari Kabupaten Donggala, Kecamatan Sojol. Klub ini dikenal memiliki sejumlah pemain ternama di wilayahnya, dan kehadiran mereka menjadi daya tarik utama bagi publik Tolitoli. Selain itu, tim-tim dari Kecamatan Dampal Selatan, Dampal Utara, Basidondo, Lampasio, dan Ogodeide juga ikut meramaikan persaingan. Total hadiah yang disiapkan panitia mencapai Rp150 juta — jumlah yang dianggap cukup besar untuk ukuran turnamen antarkecamatan.
Pertandingan perdana dijadwalkan berlangsung pada Minggu sore, 19 Oktober 2025. Partai pembuka mempertemukan tuan rumah PSM Malulu FC melawan Satdong FC dari Kecamatan Dampal Utara. Laga ini menjadi sorotan karena menjadi simbol dimulainya kembali tradisi sepak bola di Desa Malulu. Di partai kedua, Pangkung B FC akan menantang Pusung Dondo FC dalam duel yang juga menjanjikan aksi menarik, diperkuat oleh pemain-pemain transfer dari Palu, Parigi Moutong, dan bahkan sejumlah punggawa Persito Tolitoli.
Bagi warga Desa Malulu, turnamen ini lebih dari sekadar kompetisi olahraga. Ia menjadi ruang kebersamaan, kebangkitan ekonomi, dan momentum untuk kembali berkumpul setelah lama terhenti akibat berbagai keterbatasan. “Desa kita ini haus akan sepak bola. Dengan adanya turnamen ini, suasana kembali hidup, dan UMKM juga ikut bergerak,” ujar salah seorang warga yang menyaksikan persiapan pertandingan di lapangan.
Ketua Panitia, Hasbudi, menyampaikan harapan besar agar turnamen ini berjalan sukses dan lancar. Ia menekankan pentingnya menjaga sportivitas, keamanan, dan ketertiban selama jalannya pertandingan. “Mari kita saling bergotong royong. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi,” katanya dalam sambutannya penuh semangat di hadapan peserta dan penonton.
Dengan gemuruh sorak penonton, debu lapangan yang kembali berterbangan, serta derap langkah pemain yang menendang bola di sore hari, Piala Bupati Cup 2025 bukan sekadar ajang olahraga — melainkan tanda kehidupan baru di Desa Malulu. Turnamen ini mengingatkan bahwa sepak bola, di pelosok mana pun, tetap menjadi bahasa universal yang mempersatukan masyarakat.