Tolitoli – Turunnya harga hasil kebun yang selama ini menjadi sumber utama kehidupan petani di Indonesia, ditambah kondisi iklim yang memicu cuaca ekstrem, kekeringan, banjir, hingga degradasi lahan akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan, semakin menekan kehidupan petani. Dalam kondisi terhimpit, sebagian memilih jalan yang salah, termasuk beralih ke bisnis ilegal narkoba.
Hal itu dialami seorang petani bernama MS alias Anto (45), warga Dusun Bone, Desa Tinigi, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli. Ia ditangkap oleh Satresnarkoba Polres Tolitoli karena diduga menjual narkotika jenis sabu-sabu.
Menurut laporan kepolisian, pada Kamis (2/10/2025) sekitar pukul 11.00 WITA, pihak Satresnarkoba menerima informasi dari masyarakat bahwa MS kerap mengedarkan sabu kepada warga di desa tersebut. Merespons laporan itu, Kanit Opsnal Satresnarkoba Polres Tolitoli bersama tim langsung bergerak ke lokasi. Dengan penyamaran sebagai petani, tim mendekati rumah pelaku yang berada di kawasan persawahan.
“Untuk mengantisipasi tuduhan tidak profesional, kami sudah menyiapkan perangkat desa dan warga setempat sebagai saksi saat penindakan,” jelas IPDA Kaseni, SH, selaku Kanit Opsnal Satresnarkoba Polres Tolitoli.
Dari hasil penggeledahan, polisi menemukan 38 sachet sabu dengan berat bruto 7,58 gram serta satu unit ponsel Oppo hitam yang diduga digunakan sebagai sarana transaksi. Tersangka kemudian dibawa ke Mapolres Tolitoli di Jalan Daud Lapau untuk proses lebih lanjut.
“Barang bukti sudah kami amankan. Tersangka MS saat ini ditahan dan telah dilakukan tes urine untuk kepentingan penyidikan. Ia dijerat Pasal 112 dan Pasal 114 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana minimal 20 tahun penjara atau seumur hidup,” ujar IPDA Ahmad Sa’ad, KBO Satresnarkoba Polres Tolitoli.
Kasus ini menambah daftar panjang peredaran narkoba yang merambah hingga ke pelosok desa dan menjerat warga dengan latar belakang sederhana. Polisi menegaskan akan terus memperketat pengawasan dan penindakan agar generasi muda desa tidak semakin terjerumus dalam jeratan narkoba.
Reporter: Armen Djaru
