TABEnews.com, Tolitoli, —
Di tengah semangat membangun ekonomi rakyat yang berkeadilan, Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli resmi memulai pembangunan fisik 80.000 gerai pergudangan dan kelengkapan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Jumat (17/10). Acara peletakan batu pertama berlangsung di Dusun 2 Pembaharuan, Desa Sabang, Kecamatan Galang, dengan dihadiri jajaran penting pemerintahan, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat.
Proyek ambisius ini menjadi tonggak baru dalam upaya memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan di tingkat desa. Koperasi Merah Putih diharapkan mampu menjadi wadah strategis bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), petani, nelayan, serta pelaku ekonomi lokal lainnya agar lebih mandiri dan kompetitif di tengah tantangan global.
Dalam sambutannya, Bupati Tolitoli menegaskan bahwa pembangunan koperasi dan gerai pergudangan ini bukan sekadar infrastruktur fisik, melainkan simbol kebangkitan ekonomi berbasis desa. “Kami ingin memastikan bahwa setiap desa memiliki ruang usaha yang nyata, terintegrasi, dan produktif. Koperasi Merah Putih menjadi wujud nyata keberpihakan pemerintah kepada rakyat kecil,” ujarnya.
Kegiatan tersebut juga menjadi bagian dari implementasi program “Indonesia Emas 2045” yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Program ini berfokus pada kemandirian ekonomi nasional melalui pemberdayaan masyarakat di tingkat akar rumput. Pemerintah daerah Tolitoli menilai inisiatif ini selaras dengan semangat membangun kemandirian pangan dan industri lokal.
Turut hadir dalam acara itu sejumlah pejabat penting, di antaranya Kapolres Tolitoli, Kejari Tolitoli, Danlanal, Dandim 1300/BT, serta para Kepala Desa se-Kecamatan Galang. Hadir pula perwakilan dari BRI, BNI, serta berbagai instansi teknis seperti Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, dan Dinas Kominfo.
Menurut Ketua Koperasi Merah Putih Desa Sabang, pembangunan 80.000 gerai ini akan dibagi ke dalam beberapa tahap dengan prioritas pada fasilitas penyimpanan hasil pertanian, sentra dagang, dan pusat layanan ekonomi mikro. “Kami ingin koperasi ini menjadi rumah bagi seluruh pelaku usaha desa—mulai dari petani hingga pengrajin—yang selama ini kesulitan mendapatkan akses pasar dan modal,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Tolitoli juga berharap, pembangunan koperasi tersebut dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal sekaligus memperkuat rantai pasok produk unggulan daerah. Dengan sistem pergudangan terintegrasi, hasil pertanian dan produk lokal dapat tersalurkan lebih efisien ke pasar regional dan nasional.
Sementara itu, perwakilan Dinas Koperasi dan UMKM menekankan pentingnya digitalisasi dalam pengelolaan koperasi. “Koperasi masa depan bukan hanya tempat simpan pinjam atau jual beli, tapi juga harus adaptif terhadap teknologi. Digitalisasi akan membantu koperasi Merah Putih bersaing di era ekonomi digital,” katanya.
Pembangunan fisik tahap awal di Desa Sabang ini akan dijadikan model percontohan nasional bagi pengembangan koperasi desa modern. Jika berhasil, konsep serupa akan direplikasi ke wilayah lain di Sulawesi Tengah dan provinsi lain di Indonesia.
Dengan semangat gotong royong dan dukungan lintas sektor, kehadiran Koperasi Desa Merah Putih diyakini menjadi momentum penting dalam mewujudkan ekonomi inklusif berbasis desa—sebuah langkah kecil dari Tolitoli, namun dengan dampak besar menuju Indonesia Emas 2045.