TABE Tolitoli, — Upaya pengamanan wilayah hukum Polsek Baolan pada malam Minggu terganggu akibat mobil patroli yang mogok. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 00.15 WITA, ketika personel hendak melaksanakan patroli rutin guna memantau aktivitas balapan liar di sejumlah titik rawan gangguan kamtibmas di wilayah perkotaan.
Mobil patroli jenis Toyota Kijang K5 yang menjadi andalan Polsek Baolan tak kunjung dapat dihidupkan meski telah beberapa kali didorong oleh anggota. Kepala SPKT Polsek Baolan, Aipda Mudassir, akhirnya menginstruksikan agar patroli tetap dilaksanakan menggunakan kendaraan roda dua.
“Kendaraan mogok bukan alasan untuk menghentikan pengabdian kami. Patroli tetap berjalan dengan sepeda motor agar situasi kamtibmas tetap terpantau,” ujar Kapolsek Baolan, IPTU Samir Muhammad, SH, MH.
IPTU Samir menambahkan bahwa mobil patroli tersebut telah menemani personel bertugas selama bertahun-tahun. “Saat awal saya bertugas, kendaraan ini dalam kondisi mogok total. Perlahan kami perbaiki, satu per satu komponennya diganti. Namun, sejak usai peringatan HUT Bhayangkara ke-79, mobil kembali bermasalah,” ungkapnya.
Meski kendaraan tak layak, Polsek Baolan tetap berhasil melaksanakan program ketahanan pangan melalui penanaman jagung kuartal III. “Waktu itu mobil masih bisa dipakai. Sekarang, kami harus kembali beradaptasi,” imbuh Kapolsek.
Ketua LSM GIAK, Hendri Lamo, yang kebetulan menyaksikan langsung kejadian tersebut di Polsek Baolan, mengaku terharu melihat semangat anggota tetap melaksanakan patroli meski dengan keterbatasan. Ia berharap pimpinan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dapat memperhatikan kondisi sarana dan prasarana di level bawah.
“Jika di usia Polri ke-79 fasilitas masih seperti ini, bagaimana kita bisa berharap banyak pada tagline ‘Polri Presisi untuk Masyarakat’? Hadiah lomba domino saja mobilnya mewah, tapi untuk tugas pengamanan, anggota harus dorong mobil,” sindir Hendri.
Ia berharap Kapolda Sulawesi Tengah segera meninjau dan memberikan solusi agar pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu akibat fasilitas yang tak memadai.
— Armen Djaru