TOLITOLI, Sulawesi Tengah — Pada Jumat (3/10), Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) bersama Pemerintah Kabupaten Tolitoli di Hotel Mitra. Forum ini disebutnya sebagai momentum penting untuk menyatukan langkah pembangunan daerah sekaligus memperkuat kerja sama antara pemerintah provinsi dan kabupaten.
Dalam sambutannya, Anwar menegaskan bahwa setiap usulan pembangunan dari Kabupaten Tolitoli harus dirancang dengan lebih detail, berbasis data yang akurat, dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. “Tidak boleh ada satu pun warga miskin yang tercecer dari program bantuan pemerintah,” ujarnya dengan nada tegas.
Rakerda kali ini menjadi sorotan karena Pemprov Sulawesi Tengah tengah gencar memperluas dampak program unggulan Sembilan Berani. Program ini, yang menjadi ikon kepemimpinan Anwar bersama Wakil Gubernur Reny Lamadjido, mencakup berbagai sektor strategis mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga kesejahteraan sosial.
Data terbaru menunjukkan, lebih dari 1.000 mahasiswa di Kabupaten Tolitoli telah menerima beasiswa Berani Cerdas dengan total nilai Rp3,27 miliar. Sementara itu, lewat Berani Sehat, sedikitnya 102 ribu warga Sulawesi Tengah kini mendapat jaminan berobat gratis dengan alokasi anggaran Rp37 miliar. Kedua capaian ini, menurut Anwar, adalah bukti konkret bahwa kebijakan provinsi mampu dirasakan langsung oleh masyarakat akar rumput.
Lebih jauh, Gubernur menekankan bahwa pembangunan daerah tidak boleh terjebak pada proyek-proyek jangka pendek, melainkan harus menargetkan transformasi sosial-ekonomi yang berkelanjutan. Ia mencontohkan pentingnya membangun basis data kemiskinan yang valid agar distribusi program bantuan tepat sasaran.
“Sinergi antara provinsi dan kabupaten harus berjalan harmonis. Jika kabupaten bergerak sendiri tanpa dukungan provinsi, atau sebaliknya, maka pembangunan akan timpang. Dengan bekerja bersama, kita bisa memastikan Sulawesi Tengah melangkah lebih maju dan rakyatnya sejahtera,” kata Anwar di hadapan peserta forum.
Rakerda di Hotel Mitra ini menegaskan pergeseran paradigma pembangunan di Sulawesi Tengah, dari sekadar menjalankan program rutin menjadi kolaborasi berbasis data dan kebutuhan riil masyarakat. Dengan pendekatan tersebut, pemerintah daerah berharap dapat mereduksi ketimpangan, memperkuat daya saing, dan pada akhirnya menciptakan kesejahteraan yang inklusif bagi seluruh warga Tolitoli dan Sulawesi Tengah secara luas.