Lakitan, Galang — Suasana Lapangan Hijau Lakita, Desa Sandana, Jumat malam (26/9), berubah menjadi panggung drama sepak bola yang penuh tensi dan emosi. Pada laga perdana Piala Kapolres Cup jilid pertama tahun 2025, dua kesebelasan lokal, Sidoarjo FC dan Janja Utama FC, saling beradu strategi, saling menyerang, dan akhirnya harus puas berbagi angka dengan skor akhir 2-2.
Sejak menit awal, Janja Utama FC tampil dengan intensitas tinggi. Tim asal Kecamatan Lampasio ini langsung mengambil inisiatif serangan dan berhasil mencetak gol pembuka lewat aksi Fatur Rahman, pemain bernomor punggung 27 yang baru saja bergabung dari Dampal Utara. Berbekal pengalaman di PON Aceh, Fatur menunjukkan kualitasnya: gesit, agresif, dan menjadi momok bagi pertahanan lawan.
Tak butuh waktu lama, Amir—penyerang bernomor punggung 11—menggandakan keunggulan Janja Utama FC. Gol tersebut lahir dari serangan bertubi-tubi yang tak mampu diredam lini belakang Sidoarjo FC. Babak pertama pun ditutup dengan keunggulan 2-0 bagi tim tamu, membuat pendukung Sidoarjo FC terdiam sesaat di pinggir lapangan.
Namun, cerita berubah setelah turun minum. Sidoarjo FC, yang sempat kehilangan momentum, bangkit dengan semangat baru. Yayat, penyerang nomor 9, membuka asa tim tuan rumah lewat golnya yang disambut sorakan riuh penonton. Euforia itu menular ke seluruh tim, dan Sidoarjo semakin percaya diri membangun serangan.
Momen klimaks datang dari Riansyah, gelandang bernomor punggung 19, yang melepaskan tendangan spekulasi jarak jauh. Bola meluncur deras dan akurat, tak mampu dijangkau kiper Janja Utama FC. Skor berubah imbang 2-2, dan atmosfer di tribun mendadak meledak penuh semangat.
Meski kedua tim masih berusaha mencari gol penentu hingga menit akhir, peluit panjang wasit Bung Ilyas mengakhiri laga tanpa pemenang. Hasil imbang ini bukan sekadar angka di papan skor, tetapi gambaran pertarungan dua tim lokal yang menolak menyerah hingga detik terakhir.
Piala Kapolres Cup jilid pertama pun dibuka dengan sebuah laga dramatis—sebuah pertunjukan bahwa sepak bola di level lokal bisa menghadirkan cerita penuh gairah, kerja keras, dan ketegangan, sama halnya dengan panggung besar di kancah nasional.
fajrin