tolitoli

Optimalisasi Penyebaran Informasi, Diskominfo Sulteng Dorong Peran Masyarakat Melalui Pembentukan KIM di Tolitoli

60
×

Optimalisasi Penyebaran Informasi, Diskominfo Sulteng Dorong Peran Masyarakat Melalui Pembentukan KIM di Tolitoli

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TOLITOLI — Di tengah derasnya arus informasi digital yang sering kali diwarnai oleh misinformasi dan berita palsu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengambil langkah proaktif. Melalui Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfo Santik), lembaga tersebut meluncurkan program sosialisasi pembentukan Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) di Kabupaten Tolitoli. Acara ini berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Baolan pada Sabtu (5/10), dimulai tepat pukul 09.00 WITA, dengan dihadiri berbagai unsur pemerintahan dan masyarakat lokal.

Program ini bukan sekadar agenda seremonial. Di baliknya terdapat misi besar: memperkuat ketahanan informasi masyarakat. Plt. Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Santik Provinsi Sulteng, Mohammad Affan, ST., M.Eng, yang hadir sebagai narasumber utama, menekankan pentingnya KIM sebagai mitra strategis pemerintah dalam memastikan informasi publik yang akurat dan dapat dipercaya. “Di era digital ini, setiap warga berpotensi menjadi penyampai informasi. Maka yang perlu dibangun adalah literasi, bukan sekadar koneksi,” ujar Affan dalam paparannya yang disambut antusias peserta.

Kehadiran Serly Patu, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama Provinsi Sulteng, bersama jajaran pengelola PPID Kabupaten Tolitoli, mempertegas komitmen kolaboratif antar level pemerintahan. Mereka menyoroti pentingnya koordinasi vertikal—antara provinsi dan kabupaten—agar distribusi informasi tak berhenti di ruang birokrasi, melainkan benar-benar menyentuh masyarakat di tingkat desa dan kelurahan.

Dalam suasana yang hangat dan partisipatif, para peserta—terdiri dari ASN lingkup Kecamatan Baolan, perangkat desa, serta perwakilan masyarakat—berbagi pandangan mengenai tantangan informasi di wilayah mereka. Dari isu hoaks yang beredar di grup WhatsApp hingga rendahnya minat membaca informasi resmi pemerintah, semuanya mencerminkan betapa krusialnya peran KIM dalam menjembatani komunikasi publik.

KIM diharapkan menjadi wadah komunitas warga yang aktif, bukan pasif. Ia berfungsi sebagai simpul informasi di tengah masyarakat—mengumpulkan, mengelola, dan menyalurkan berita yang relevan dengan kebutuhan lokal. Melalui pendekatan ini, pemerintah tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, melainkan bagian dari ekosistem komunikasi yang lebih luas dan adaptif.

Langkah Diskominfo Santik Provinsi Sulteng ini mencerminkan paradigma baru dalam tata kelola komunikasi publik. Di era di mana kecepatan sering mengalahkan kebenaran, membangun ekosistem informasi yang sehat adalah bentuk investasi sosial jangka panjang. Literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan fundamental agar masyarakat tidak sekadar menjadi konsumen, tetapi juga produsen informasi yang berintegritas.

Dengan semangat “Tolitoli Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan”, kegiatan ini menegaskan bahwa kemajuan daerah tak hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi juga dari kualitas informasi dan kedewasaan publik dalam mengelolanya. Di tengah derasnya arus berita global, langkah kecil di Baolan ini bisa jadi menjadi fondasi besar bagi terciptanya masyarakat Sulawesi Tengah yang melek digital, tangguh, dan berdaya informasi.

Example 468x60
banner 325x300
Example 120x600