Buol, Tabenews.com – Proyek Pembukaan/Pemeliharaan Rutin jalan produksi tani di kawasan pegunungan Leok II Kecamatan Biau, Kab Buol, diduga dikerjakan asal jadi. Kamis (5/2/2023), Hal itu berdasarkan hasil investigasi dilapangan, Selasa (3/1/2023).
“Berdasarkan investigasi Media Online Tabenews.com di lapangan, diduga mutu pelaksanaan pembukaan/Pemeliharaan jalan produksi tani di kawasan gunung Leok II sangat buruk dan kualitasnya diragukan,” ungkap beberapa masyarakat petani.
Bahkan, menurutnyanya, jalan produksi tani sepanjang 1 kilometer tersebut bisa jadi proyek sia-sia karena tidak bisa dimanfaatkan warga ke kebun saat hujan nanti sebab tebal penimbunan yang di lakukan hanya menutupi tanah dasar sangat tipis dan hanya sekali di tindis dengan alat berat (Bomak), seperti yang saat ini bapak lihat langsung, sudah ada sebagian timbunan mulai terangkat”. Ungkap sumber.
“Proyek Pekerjaan pemerilharaan Rutin Ruas Jalan Kelurahan Leok II (Kantong Produksi), yang Nomor Kontrak : 620/62.A-16/SPK/BM-PUPR/2022, dengan Nilai SPK : Rp. 194.545.000.00, yang mengunakan Sumber Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2022 tersebut yang di kerjakan oleh CV. TRINI KARYA” Kualitas pekerjaannya tidak sesuai (tidak bagus) maka proyek tersebut hanya sia-sia.
Sumber mengungkapkan, sejauh ini pelaksanaan proyek pemeliharaan jalan produksi tani di Leok II hanya di kerjakan asal-asal dan kualitasnya buruk.
“Seperti proyek pemeliharaan jalan produksi tani itu paling hanya bertahan beberapa bulan saja sebab kualitas pekerjaannya hanya asal-asal, apa lagi kalau musim hujan tiba tentunya akan hancur serta timbunanya pasti hanyut sebab hanya di tindis dengan alat berat sekali saja, contohnya sudah ada beberapa titik yang terbongkar itu pun hanya kendaraan motor lewat sudah rusak”. Ungkap masyarakat.
Oleh sebab itu, masyarakat meminta kepada dinas terkait untuk melakukan pengecekan dilapangan agar kualitasnya terjamin dan bermanfaat bagi masyarakat, jangan sampai uang negara habis sia-sia untuk pelaksanaan proyek yang tidak berkualitas baru beberapa bulan saja sudah hancur para. Tutup sumber.
Sampai berita ini dinaikan belum ada pernyataan dari dinas terkait.
Redaksi