Tolitoli, TABEnews.com —
Balre Adat dan Balre Masigi di Ujung Lipu, Kelurahan Nalu dibenahi. Ini terkait dengan hari peringatan penobatan Gaukan–Matanggauk.
Dikonfirmasi oleh media, Ketua Lembaga Adat Matanggauk Moh Asrul Bantilan didampingi Sekertaris Moh Hidayat R Idris, Minggu (27/11) mengatakan, pembenahan dilakukan terkait hari jadi Matanggauk dirangkai Festival Budaya Tolitoli (FBT) tahun ini–10 Desember 2022.
Dikatakan, peringatan Matanggauk setiap tahun memang diadakan. Kali ini agak istimewa karena budaya Matanggauk menjadi salah satu budaya daerah yang ikut festival nasional yang diadakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Agak spesial, Budaya Matanggauk terpilih menjadi salah satu yang ikut festival budaya secara nasional, ” ujar Moh Asrul Bantilan.
Pada festival itu, tradisi Matanggauk atau budaya pengangkatan raja Tolitoli akan dilaksanakan sebagai mana mesti, katanya.
Jadi, tidak sekadar peringatan. Pada festival. Ini budaya itu betul betul dilakukan sebagaimana saat Matanggauk sebenar nya, imbuhnya lagi.
Secara spesifik, kata Kadis Pariwisata Tolitoli, Yustianto Bantilan, festival budaya ini mewakili Sulawesi Tengah dalam event festival secara Nasional.
“Ini akan disandingkan penilaian nya dengan budaya daerah lain. Jika berhasil, kota akan go internasional, ” papar Yustianto.
Terpilihnya budaya Matanggauk untuk event nasional ini, memiliki keunikan dan heroik dalam pelaksanaannya sehingga departemen Kemenkeraf tertarik akan budaya ini sebagai salah aset daerah maupun nasional yang harus dilestarikan.
Dimana pada festival ini akan diusung Raja ke XVII Tolitoli, Gaukan Dei Babo Lantung, H Moh Saleh Bantilan.
Budaya Matanggauk akan betul-betul disuguhkan secara utuh mulai dari rumah adat di ujung Lipu, kelurahan lengkap dengan prosesnya sebelum dinobatkan di Babo Lantung.
Moh Saleh Bantilan dinobatkan sebagai raja menggantikan H Moh Anwar Bantilan yang mangkat 2017 lalu.red/*