TABEnews.com — Diiringi suara Kulintang, Gaukan H Moh Saleh Bantilan pimpin acara Monodokan Bandela Kaasaan, Rabu (30/11) di pintu gerbang Istana Raja Totolri Balre Masigi Lipu Naalru.
Monodokan atau mendirikan bendera kerajaan turut dihadiri Kadis Pariwisata Yustianto Bantilan, Ketua Adat Dampal Anhar Mallawa dan perwakilan adat Dondo Alimuddin D Manampa serta Ketua Forum Masyarakat Dondo Idris Langgai, sekertaris LAM Hidayat Idris dan warga masyarakat setempat.
Sebelumnya dilakukan pembacaan doa yang dipimpin Imam Masjid Babul Husna Malu H Munafik.
Turun dari pendopo rumah adat, Taukan berjalan kaki dan diapit tokoh adat serta diiringi Kulintang.
Monodokan Bandela Kaasaan sekaligus menandai festival Budaya Tolitoli (GBT) secara tradisional sudah dimulai.
Pada FBT tahun ini yang akan dinilai langsung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu, mengingatkan adat tradisi Matanggauk.
Matanggauk atau penobatan raja tradisi Tolitoli, pada festival nasional tahun ini akan diperagakan langsung oleh Gaukan Dei Babo Lantung–H Moh Saleh Bantilan.
Kepada media Moh Saleh Bantilan mengatakan, tradisi Matanggauk akan kota terus lestarikan dan setiap tahun diperingati pada tanggal 10 Desember.
Tahun ini, kebetulan terpilih mewakili Sulawesi Tengah untuk Festival Nasional semoga tradisi ini memiliki nilai Pariwisata, katanya.
Ada beberapa adat budaya Tolitoli, tapi pilihanpilihan untuk diikutkan festival adalah budaya tradisi Matanggauk.
Kadis Pariwisata Yustianto menyebut, dalam festival ini ada beberapa pertunjukan seni seperti tari massal oleh 200 pelajar di kota Tolitoli.
Sesuai rencana, FBT akan dihadiri Kemenkeraf Sandiaga Salahuddin Uno.
sy