Menuju kursi DPR RI, dikenal mengenal dan peduli
TABE–Kegiatan silaturahmi dan safari politik Bacaleg DPR RI dari partai PAN, Moh Saleh Bantilan– di Kabupaten Buol Sulawesi Tengah berakhir dengan pamitan kembali ke Raja Buol Moh Safri Turungku.
Tabe dan mogile do’a kepada tuan rumah, itulah yang dilakukan Alek sapaan akrab Moh Saleh Bantilan sebelum meninggalkan tanah Pogogul–Buol.
Iya, kita harus menghargai tuan tanah. Kita harus tau adat agar kita tidak dianggap tidak beradat, celahnya saat breefing tim sebelum meninggal kan Buol kembali ke Tolitoli.
Sebagai daerah yang pernah satu dengan Tolitoli, Alek berkeinginan Buol dan Tolitoli suata saat akan kembali bersanding dalam satu otonomi yang lebih luas–Provinsi.
Banyak hal bisa dilakukan saat ini dan akan datang, jika ingin melihat kita lebih baik dan maju dalam segala aspek.
Dari sisi sumber daya alam, Tolitoli dan Buol tidaklah minim dibanding daerah lain. Sumber daya manusia, Tolitoli dan Buol juga punya, apalagi daerah ini sudah memiliki perguruan tinggi.
Bila Tolitoli dan Buol bergerak, maka potensi pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata bahkan pertambangan menjadi modal untuk mensejahterakan rakyat.
Dengan luas wilayah dari Dompal Selatan hingga Paleleh, suatu DOB sangat memenuhi syarat meskipun kajian tehnis belum kita lakukan, katanya.
Sejumlah tokoh di Buol maupun Tolitoli juga melihat hal bukan isapan jempol. Ini wacana yang perlu kita selaraskan agar kesejahteraan masyarakat dapat kita perbaiki, kata Andal.
Demikian hal dengan Yusuf di Matinan, wacana Tolitoli Buol bisa kita wujudkan, kalau saja kita mempersiapkan diri dengan baik dari sekarang.
Saat ini, gerakan membentuk DOB Buol Timur pun makin masif. Bagaimana dengan Tolitoli?
Baikan bisa saja dijadikan kota administratif atau madya, sehingga ibukota kabupaten bergeser ke Dakopemean dan DOB Dondo dan Dampal pun disiapkan di Malala dan Soni!! Semoga.
(yogie. Bagi 4 habis)